04 Januari 2023

5 cara untuk mengubati Penyakit Hati




Tidaklah Allah Ta'ala menurunkan penyakit melainkan Allah juga menurunkan penawarnya, begitu pula dengan penyakit hati , sudah pasti ada penawarnya. Untuk ubat penyakit hati ini, berikut nasihat atau fatwa dari Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah. Beliau mengatakan, "Hati yang keras itu memiliki ubat iaitu dengan sering-sering membaca Al Qur’an."

Dalilnya firman Allah Ta’ala:

لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعاً مُتَصَدِّعاً مِنْ خَشْيَةِ اللَّه

“Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah....” (QS Al Hasyr :21)

Sementara gunung seperti yang kita tahu isinya batu yang tuli kalau seandainya Al Qur’an diturunkan kepadanya ia akan tunduk dan terpecah belah. Demikian juga hati jika Al Qur’an sampai kepadanya dan seseorang membacanya dengan penuh penghayatan dan mencermati (maknanya) maka pasti akan berpengaruh di hatinya.

Perhatikan firman Allah Ta’ala berikut:

إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيد

“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” (QS. Qaf : 37)

Kerana itu, ubat hati yang keras, maka seorang muslim diwajibkan membaca Al Qur’ an dengan tadabbur dan kekhusukan. Allah akan mengganti kerasnya hati dengan kelembutan dan kembali kepada Allah Ta’ala.

Selain membaca Al-Qur'an, terapi penyakit hati ini bisa dilakukan dengan berbagai amalan. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut terapi untuk penyakit hati ini,:

1. Mentauhidkan Allah

Ubat yang paling mujarab untuk membersihkan hati adalah dengan mentauhidkan Allah dan menjauhkan diri dari syirik, ikhlas, serta beriman dengan keimanan yang benar. Tidak ada kebaikan hati melainkan jika Allah sebagai Rabb-nya, Pencipta-nya Yang Maha Esa, menjadi satu-satunya Dzat yang diibadahinya, puncak tujuannya, dan yang paling dicintainya dari pada yang lain.

Firman Allah Ta'ala :

إِيَّاك نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.” (QS. Al-Fatihah: 5)

2. Menuntut ilmu syar’i dan mengamalkannya

Menuntut ilmu syar’i adalah ladang penyubur iman. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus oleh Allah kepada seluruh umat manusia dengan membawa dua hal, iaitu ilmu yang bermanfaat dan amal salih. Karenanya, konsekuensi dari menuntut ilmu adalah menerima kebenaran dan mengamalkannya. Orang yang paling bahagia adalah orang yang menuntut ilmu syar’i, ikhlas kerana Allah, dan mengamalkannya.

3. Menjauhkan diri dari dosa dan maksiat


Urutan dosa dan maksiat dari yang paling besar adalah syirik, kemudian bid’ah, lalu kemaksiatan secara umum. Kesemuanya ini harus dijauhkan dari amalan sehari-hari seorang muslim.

4. Berzikir dan istighfar

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertaubat sebanyak 100 kali dalam sehari. Bahkan pernah dalam satu majlis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam seratus kali mengucapkan:

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُورُ

“Ya Allah, ampunilah aku, terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat, dan Maha Pengampun.”(HR.Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

5. Berbuat baik kepada manusia

Berbuat baik, membantu, menolong manusia akan menjadikan hati itu menjadi sehat dan hidup.Yang lebih berhak supaya kita berbuat baik kepadanya adalah orang tua kita. Berbuat baik kepada orang tua akan melapangkan dada, memudahkan urusan, dan dapat memasukkan seseorang ke dalam Surga.

Sember: Kalam


0 comments: