03 April 2022

Sajak: ORANG MISKIN




Orang-orang miskin di jalan
yang tinggal di dalam selokan
yang kalah di dalam pergulatan
yang diledek oleh impian
janganlah mereka ditinggalkan.

Angin membawa bau baju mereka.
Rambut mereka melekat di bulan purnama
Wanita-wanita bunting berbaris di cakrawala
mengandung buah jalan raya.

Orang-orang miskin.
Orang-orang berdosa.
Bayi gelap dalam batin.
Rumput dan lumut jalan raya
tak bisa kamu abaikan.

Bila kamu remehkan mereka
di jalan kamu akan diburu bayangan
tidurmu akan penuh igauan
dan bahasa anak-anakmu sukar kamu terka.

Jangan kamu bilang negara ini kaya
karena orang-orang berkembang di kota dan di desa.
Jangan kamu bilang dirimu kaya
bila tetanggamu memakan bangkai kucingnya.
Lambang negara ini mestinya trompah dan blacu
dan perlu diusulkan
agar ketemu presiden tak perlu berdasi seperti Belanda.
Dan tentara di jalan jangan bebas memukul mahasiswa.

Orang-orang miskin di jalan
masuk ke dalam tidur malammu.
Perempuan-perempuan bunga raya
menyuapi putra-putramu.
Tangan-tangan kotor dari jalanan
meraba-raba kaca jendelamu.

Mereka tak bisa kamu biarkan.
Jumlah mereka tak bisa kamu mistik menjadi nol.
Mereka akan menjadi pertanyaan
yang mencegat ideologimu.
Gigi mereka yang kuning
akan meringis di muka agamamu.
Kuman-kuman sipilis dan tbc dari gang-gang gelap
akan hinggap di gorden presidenan
dan buku programma gedung kesenian.

Orang-orang miskin berbaris sepanjang sejarah,
bagai udara panas yang
selalu ada,
bagai gerimis yang selalu membayang.
Orang-orang miskin mengangkat pisau-pisau
tertuju ke dada kita
atau ke dada mereka sendiri.

O, kenangkanlah
orang-orang miskin
juga berasal dari khemah Ibrahim..

(Djogja, 4 Februari 1978, Potret Pembangunan Dalam Puisi)

Karya: WS Rendra



Related Posts:

0 comments: